Thursday, 25 October 2018

KAPAN - Bagian ketiga

Judul: KAPAN? - Bagian 3
Penulis: CANDLA WIBAWA
Tanda: KAPAN - Bagian 2

Setelah Isya, aku pun pamit "terimakasih dan mohon maafkan Saya, karena Saya selalu merepotkan kalian semua". "Heeh, sami-sami, ati-atinya Dut. - iya sama-sama Dut, hati-hati ya." akupun bersalaman dan bergegas keluar hingga “Dut, kéla dagoan urang anterkeun ku urang - Dut, tunggu bentar biar gua anterin” kata salah satu seniorku (senior paling muda) Aku tentu menolaknya, aku tidak mau merepotkan dan tidak ingin perpisahan ini menjadi semakin menyedihkan. Tapi yah.. Namanya juga senior aku pun dipaksa naik dan diantarkan sampai depan gang rumah kakakku. Aku akhirnya berpamitan, bersalaman, minta maaf kepada dia karena selalu tidak sopan dan selalu merepotkannya, dan dalam hati pun aku berharap aku dapat bertemu lagi dengannya suatu saat nanti. -Prakerin Selesai- Prakerin telah selesai, sesuatu yang awalnya aku tidak suka dan aku takutkan, pada akhirnya aku malah bersedih karena ini berakhir, yang aku sedihkan itu kenangan kebaikan Pembimbing dan para seniorku. Tentang kepulanganku aku berbohong yang awalnya bilang akan pulang hari Sabtu 30 September 2016, sebenarnya sih memang akan pulang pada tanggal itu, tapi kakak-kakakku memaksaku untuk pulang hari minggu. Sialan!. Esok harinya aku pulang dengan banyaknya barang bawaan (makanan) untuk orang tuaku dari mereka. Aku pulang naik kereta, pukul 15.00 WIB kereta sudah berangkat waktu itu. Menuju stasiun kereta aku naik angkot, di dalam angkot aku menelepon temanku Belia (Belia Desyana Nursesa). “Hai lagi ngapain?” kataku, Belia pun menjawab “Cacan di mana? Kapan pulang?” awalnya aku akan menjawab masih lama, tapi karena aku tidak ingin hal itu menjadi kenyataan (ucapan adalah do’a) aku pun menjawab bahwa aku malam ini pulang dan berniat untuk mampir dulu ke rumahnya, terdengar dia sangat bahagia saat itu. Keasyikan ngobrol di angkot tak sadar aku telah sampai di Stasiun Cimindi, akhirnya aku matikan panggilanku dan memesan tiket lalu naik kereta.
Dalam kereta aku sangat senang karena aku akan bertemu Ibu, Bapak, Belia dan teman kelasku hingga perasaan bingung pun muncul ketika hujan deras turun dalam perjalan di kereta, aku bingung apa aku mampir dulu atau tidak ke rumah Belia, setelah lama berpikir aku pun menelepon dia dan memutuskan untuk tidak jadi mampir ke rumahnya, tentu saja dia marah dan menutup panggilan dariku. Aku tidak mengambil pusing masalah itu, aku menikmati saat-saat seperti ini, hujan, hangat, rame😊 sambil dalam lamunan, tak sadar bahwa sebentar lagi aku akan sampai di stasiun akhir, lalu aku bersiap-siap kemudian turun, di sana aku berpikir “mampir atau tidak ya?” tapi entah kenapa kakiku ingin berjalan saja dan tidak menghiraukan tukang ojek yang menawariku ojek. Akhirnya sambil berjalan kaki, pukul 18.00 WIB jarak 1 km, hujan gerimis, barang bawaan yang berat, sepatu bolong aku pergi menuju rumah Belia. Setelah sampai di depan rumahnya, kubuka pagar rumahnya kukira tidak akan ada yang tersadar eh nyatanya Ibunya Belia membuka pintu sambil berkata “Bel, ka dieu ieu Candra - Bel, ke sini ini Candra”. Yah aku gagal deh ngasih kejutan ke Belia, kataku dalam hati. “Cacan cenah moal ka dieu - Cacan katanya gak bakalan ke sini” . “Hehe iya nih, tepati janji lah, sekalian aku ikut Sholat deh” . “Oh heem atuh kadieu - oh iya ayo masuk Can”. Setelah itu aku masuk, bersalaman dengan ibu dan neneknya (kebetulan saat itu ada neneknya), langsung ke kamar mandi, wudhu dan sholat. Selesai itu aku langsung pamitan dan pulang pukul 19.30 WIB. Saat itu Belia mengantarku sampai jalan raya, kami mengobrol seru di sepanjang jalan, aku harap saat itu waktu agak lama, atau jalan makin panjang karena aku kangen banget sama dia. Setelah tiba di tepi jalan aku takut tidak ada Angkot, maklum di daerahku itu pukul 17.30 WIB saja, sudah susah atau malah mungkin sudah tidak ada angkot, awalnya mau naik ojek tapi tidak ada, aku tenang tidak panik hingga dia pun berbicara “kumaha mun euweuh siah? - gimana kalo gak ada lho?”. “haha mungkin jalan kaki” jawabku santai. Tak lama kemudian muncul lah angkot, dengan senang dan sekuat tenaga aku melambaikan tangan agar angkot berhenti, (duh saking senangnya). Akhirnya aku pamitan kepada Belia “sampai jumpa” kataku. “heem dah - iya dadah” balasnya. Angkot melaju dengan santainya, tidak ada siapa-siapa di dalamnya, aku ada di kursi belakang mana gelap lagi duh, di jalanan aku sambil melihat-lihat sekitar “ternyata daerahku kalau malam gelap ya, meski jalan raya sekalipun” gumamku. Kira-kira 10 menit berlalu aku pun sampai di depan gang rumahku, aku membayar ongkos dan berlari saking senangnya akan bertemu dengan ibu dan bapak. Ketika sampai di depan rumah, aku mengetuk pintu kaca rumah kami dan mengucap salam dengan suara beda, awalnya ibu tidak tahu itu aku, namun ketika dibuka beliau tahu itu aku dan beliau menangis bahagia. Aku pun bersalaman, memeluk ibuku dan itu pertama kalinya aku memeluk ibuku, aku masuk, tiduran di lantai seperti biasa, tentunya ganti baju dan memberikan oleh-oleh dulu sebelumnya, melakukan ini, itu, dan Isya pun tiba, bapakku datang dari mesjid, kami bersalaman dan mengobrol sebentar, karena aku besoknya harus pergi ke sekolah, pukul 20.45 pun aku sudah tertidur.
 Pagi pun tiba, aku ke sekolah untuk mendaftarkan UTS 5 ku, setibanya di sekolah aku bertemu dengan teman kelas, dia Aditiya (Aditiya Robi Iskandar) ah senangnya kami ngobrol ngaler ngidul, sambil melihat jadwal UTS 5 ku ternyata kebagian jam siang (pukul 10) . Setelah itu aku pulang bareng Aditiya kami pun ngobrol lagi hehe maklum lah kangen teman. Setelah sesampainya di depan gang jalan rumahku kami berpisah, dan “sampai jumpa nanti siang” kata dia. “heem makasih ya” jawabku, lalu aku pun kembali ke rumah. Pukul 09.15 aku berangkat lagi ke sekolah, sesampainya di sana aku bertemu dengan teman-teman kelasku, argh salah satu kebahagiaanku😆. Kami mengobrol, bercanda dan bersenang-senang. Hingga “teng..teng..teng..teng…. Teng..teng..teng..teng…..” Bel masuk tanda ujian pun berbunyi dan UTS 5 pun dimulai! Tapi sih anehnya saking senangnya kami bertemu lagi dengan teman kelas juga guru, UTS pun berisik hahah (jangan ditiru ya). UTS itu kami lakukan selama 4 hari. Di hari terakhir UTS (Kamis 06 Oktober 2016) aku pergi bareng Belia ke Pusat perbelanjaan di kota kami untuk beli ponsel buat aku hehe.. Kami berangkat pukul 14.00 dan pulang pukul 17.30 saking jauhnya, dan kami bisa dibilang sangat berani karena saat itu kami tidak memakai helm, padahal itu jalan kota hahah. Singkat cerita kami pulanh dan aku berterima kasih karena dia telah memberikan dukungan kepadaku, oh iya uang untuk membeli ponsel ini adalah uang hasil aku Prakerin kemarin (terima kasih Pembimbing dan para seniorku). Hari Jum’at sekolah tidak efektif bagi kelas XII, mungkin itu diberikan sebagai waktu istirahat untuk kami, karena Hari Sabtunya kami harus Sidang Prakerin. Mengecewakan, aku datang pukul 06.00 WIB, tapi malah dipanggil pukul 15.00 WIB, kan kesal, teman kelas yang dari huruf A sampai nomer 7 sudah selesai, sedangkan aku nomor 10 dan belum dimulai kesalnya, tapi enak sih, pulang sore heheh. Aku pun berfoto dengan ponsel baruku ini. Aku senang memilikinya karena dari dulu aku ingin punya android untuk bisa BBMan bareng teman kelas, dan ketika sudah ada aku sangat bersyukur karena salah satu hal yang sangat aku ingin lakukan dengan teman kelas telah terkabul hehe.


 ~~BERSAMBUNG~~ Bagaimana? Maaf karena banyak salah huruf, ceritanya membosankan, bahasanya juga ada yang formal dan informal. Tatabahasanya juga acak-acakan. Jadi mohon maaf ya. Alur cerita, penggunaan katanya juga masih sangat buruk. Mohon pendapatnya, silahkan dikomentar kalau berkenan.☺
Terimakasih dan Mohon maaf. Sampai jumpa kapan pun ya.

 SELANJUTNYA:
KAPAN? - Bagian 4
MASA LALU - Bagian 4

No comments:

Post a Comment